Langsung ke konten utama

Smt 1 Psikologi Umum gejala Campuran



GEJALA CAMPURAN (PERHATIAN, KELELAHAN, SUGESTI DAN KELUPAAN)
Paper Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Psikologi Umum
Dosen Pengampu : Akhid Lutfian, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh (Kelompok 15):
Akmal Maulana Subchi
Kun Amiina
Pariyati
Semester 1B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
PURWOREJO
2015
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Berbicara tentang jiwa, terlebih dahulu kita harus dapat membedakan antara nyawa dan jiwa. Dimana nyawa adalah daya jasmanilah yang adanya tergantung pada hidup jasmani yaitu perbuatan yang ditimbulkan oleh proses belajar, misalnya insting, refleks dan nafsu. Sedangkan jiwa adalah daya hidup rohaniah yang menjadi penggerak dan penyalur bagi sekalian perbuatan pribadi.
Pada umumnya manusia tak mungkin lepas dari kondisi lingkungan. Tanpa disadari kondisi lingkungan tersebut dapat mengakibatkan pergeseran atau terjadinya kejiwaan dan apabila manusia bisa mengendalikan kejiwaannya pastilah aktivitasnya dapat berjalan dengan baik. Tetapi dalam kenyataan, banyak yang menggunakan nafsunya. Maka, sebaiknya manusia bisa menggunakan kejiwaannya dengan baik dan menggunakan ilmunya agar hidup lebih terarah. Tentang jiwa ini dibahas dalam ilmu psikologi.
Di dalam psikologi ada gejala-gejala yang harus kita ketahui, diantaranya adalah gejala perasaan, gejala kemauan dan gejala campuran. Namun yang akan kami bahas disini adalah gejala-gejala campuran. Gejala campuran terdiri dari perhatian, sugesti, kelelahan dan ditambah dengan kelupaan. Kami paparkan mulai dari pengertian, maksud dan hal-hal lain yang berhubungan dengan gejala-gejala campuran yang sudah disebutkan itu.

RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana pengertian dan penjelasannya tentang perhatian?
2.      Bagaimana pengertian dan penjelasannya tentang kelelahan?
3.      Bagaimana pengertian dan penjelasannya tentang sugesti?
4.      Bagaimana pengertian dan penjelasannya tentang kelupaan?

TUJUAN
1.      Mengetahui definisi dan penjelasannya tentang perhatian.
2.      Mengetahui definisi dan penjelasannya tentang kelelahan.
3.      Mengetahui arti, maksud dan penjelasannya tentang sugesti.
4.      Mengetahui maksud dan penjelasannya tentang kelupaan.

KAJIAN TEORI
Para ahli psikologi mengelompokkan fungsi jiwa menurut alat-alat yang berfungsi. Terkai dengan itu, Tatens dan Emmanuel Kant membagi aktivitas jiwa individu menjadi tiga golongan, yaitu kognisi, konasi dan emosi. Pembagian aktivitas ini dikenal dengan istilah thrichotomi.
Namun demikian, dalam kehidupan psikis individu terdapat beberapa aktivitas yang sulit dimasukkan ke dalam ketiga kelompok tersebut karena mempunyai karakteristik tersendiri, tetapi masih mempunyai hubungan dengan aktivitas-aktivitas jiwa campuran. Aktivitas-aktivitas atau gejala-gejala jiwa yang termasuk dalam golongan aktivitas jiwa campuran ini adalah perhatian, kelelahan dan sugesti (Agus Sujanto,1981:9). Selain ketiga macam geljala campuaran tersebut, masih ada satu gejala lagi, yaitu kelupaan.
Seperti telah diketahui bahwa perhatian itu tidak hanya berhubungan dengan pengamatan, melainkan juga berhubungan dengan fungsi-fungsi jiwa yang lain seperti pikiran, perasaan dan kemauan. Dari sini dapat dipahami bahwa memerhatikan (menaruh perhatian) itu adalah mengarah kepada dan mempersiapkan diri untuk melakukan pengamatan terhadap satu obyek atau terhadap pelaksanaan satu perbuatan (Kartini Kartono,1984:60).
Sugesti sebagai salah satu aktivitas jiwa dapat diberikan pengertian sebagai pengaruh yang diterima oleh jiwa, sehingga perbuatannya tidak lagi berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan cipta, rasa, dan karsanya (Dakir, 1973:182). Dalam sugesti, fungsi pikiran, perasaan dan kemauan betul-betul dikesampingkan. Itulah sebabnya sugesti merupakan suatu desakan keyakinan kepada seseorang yang diterima tanpa pertimbangan secara mendalam. Gulo (1982) dan Reber (1988) mendefinisikan lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami. Muhibbinsyah dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Pendidikan”, mengartikan lupa sebagai hilangnya kemampuan untuk menyebut kembali atau apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari secara sederhana.
PEMBAHASAN
A.    PERHATIAN (ATTENTION)
1.      Pengertian perhatian
Perhatian, sebagai salah satu aktivis psikis,dapat dimengerti sebagai keaktifan jiwa yang dipertinggi. Jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda atau hal). Dengan kata lain, perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu obyek atau sekumpulan obyek.
2.      Macam-macam perhatian
Ditinjau dari segi perhatian dapat dibagi menjadi beberapa macam, sebagaimana diuraikan di bawah ini:
a.       Ditinjau dari dari segi timbulnya perhatian, ada perhatian spontan adalah perhatian yang timbul dengan sendirinya (bersifat pasif). Misalnya, saat seseorang yang mempunyai minat terhadap musik, maka secara spontan perhatiannya akan tertuju pada musik yang didengarnya.
Sedangkan perhatian tidak spontan, ialah perhatian yang yang ditimbulkan dengan sengaja. Misalnya ada mahasiswa yang kurang memerhatikan bahasa arab, tapi karena kuliah tersebut penting (lebih-lebih sebagai mahasiswa UIN), meskipun dia tidak atau kurang menyukainya, maka dia harus mengikuti kuliah dan mempelajarinya dirumah. Jadi untuk dapat mengikuti pelajaran tersebut harus ditumblkan perhatiannya.
b.      Ditinjau dari segi banyaknya obyek yang dicangkup  perhatian pada saat bersamaan, perhatian dapat dibedakan atas perhatian sempit ialah  perhatian individu pada suatu saat yang hanya memperhatikan obyak yang sedikit. Sedangkan perhatian yang luas ialah perhatian individu yang pada suatu saat dapat memperhatikan obyek yang banyak sekaligus. Misalnya sewaktu kita melintas di suatu kota dengan toko-toko yang menarik dikanan kirinya, banyak obyek yang bisa kita tangkap, rasakan, dengar sekaligus.
c.       Terkait dengan perhatian yang sempit dan luas tersebut di atas perhatian dibedakan menjadi dua yaitu perhatian konsentratif (memusat) dan perhatian distributif (terbagi-bagi). Perhatian konsentratif adalah perhatian yang ditujukan hanya kepada suatu obyek. Misalnya seorang yang sedang memancing ikan, seorang pemanah atau pemburu yang sedang menembak binatang dsb. sedang perhatian distributif  ialah perhatian yang ditujukan pada beberapa obyek dalam waktu yang sama. Misalnya orang yang sedang mengetik.
d.      Ditinjau dari segi sifatnya, perhatian statis ialah perhatian yang tetap terhadap sesuatu obyek tertentu. Misalnya, ada siswa yang menaruh perhatian pada pelajaran olahraga, karena itu dia kesulitan memindahkan perhatiannya ke obyek lain atau pelajaran lain.sedangkan perhatian dinamis ialah bilamana pemusatannya berubah-ubah atau selalu berganti obyek.
e.       Dilihat dari segi derajatnya, perhatian terbagi menjadi dua yaitu perhatian tingkat tinggi  dan perhatian tingkat rendah.
Bagaimana orang dapat mengetahui macam-macam perhatian tersebut? Untuk mengetahui macam perhatian seseorang, orang menggunakan tes perhatian. Tes yang pada umumnya diklasifikasikan dalam tes perhatian antara lain tes Bourdon dan tes Kraepelin. Pada prinsipnya kedua tes itu sama, hanya berbeda dalam bentuknya. Tes Bourdon berwujud sekumpulan titik-titik ynag tertentu jumlahnya, sedangkan tes Kraepelin berujud sederetan angka-angka yang berdekatan. Baik dengan tes Bourdon maupun tes Kraepelin akan dapat diketahui tentang:
-          Pengaruh gangguan terhadap perhatian
-          Macam perhatian apa yang ada pada individu
-          Ritme individu bekerja
-          Tempo individu bekerja
-          Ketelitian individu bekerja
3.      Syarat-syarat dalam menarik perhatian
Seperti telah diketahui bahwa perhatian itu tidak hanya berhubungan dengan pengamatan, melainkan juga berhubungan dengan fungsi-fungsi jiwa yang lain seperti pikiran, perasaan dan kemauan. Dari sini dapat dipahami bahwa memerhatikan (menaruh perhatian) itu adalah mengarah kepada dan mempersiapkan diri untuk melakukan pengamatan terhadap satu obyek atau terhadap pelaksanaan satu perbuatan (Kartini Kartono,1984:60).
Dalam pada itu,agar sesuatu itu menarik perhatian kita, Gilliland A.R.,John J.B.Morgan dan S.M Stevens dalam buku General Psychology mengemukakan dua faktor yang menarik perhatian, yaitu objective determinant of attetion dan subjective determinant of attetion (Gilliland,1935:341).
a.       Faktor- faktor obyektif yang dapat menentukan perhatian seseorang, antara lain:
1).  Adanya stimulus yang kuat dapat menarik perhatian
2).  Adanya stimulus yang kualitatif dapat menarik perhatian
3).  Adanya stimulus yang besar/luas dapat menarik perhatian
4).  Adanya stimulus yang berulang-ulang dapat menarik perhatian (witing tresno jalaran soko kulino--peribahasa jawa)
b.      Faktor- faktor subyektif yang dapat menentukan perhatian seseorang, antara lain:
1). Adanya stimulus yang pembawaannya mengandung daya tarik
(pemuda tampan, gadis cantik dan sebagainya)
2). Adanya arti atau maksud pada sesuatu dapat menimbulkan daya tarik
(peribahasa:ada udang di balik batu)
3). Ketidakpastian menimbulkan daya tarik
4). Emosi yang tetap (terbiasa) dapat menentukan daya tarik
4.      Cara mengontrol perhatian
Bagaimanakah orang dapat mengetahui macam-macam perhatian tersebut? Untuk dapat mengetahuinya, sama saja dengan fungsi-fungsi jiwa yang lain, yaitu dengan menggunakan suatu tes. Dalam hal ini yang digunakan adalah tes perhatian.
Pada umumnya, tes perhatian dapat diklasifikasikan dalam suatu tes yang disebut dengan Test Bourdon dan Test Grunbaum.Pada prinsipnya kedua tes ini sama saja, bedanya hanya dalam bentuknya.
a.       Test Burdon, yaitu tes yang terdiri dari huruf-huruf, gambar-gambar, dan angka-angka. Bagian yang sudah ditentukan tester harus dicoret oleh testee.
b.      Test Grunbaum, yaitu tes yang terdiri dari angka-angka yang dibuat dan disusun sedemikian rupa sehingga tester harus mencari bilangan angka sesuai tugas yang diberikan oleh testee.
Dengan menggunakan Test Burdon atau Test Grunbaum ini, kita dapat mengetahui pengaruh gangguan terhadap perhatian, macam perhatian yang ada pada individu, ritme individu bekerja, dan ketelitian individu bekerja (Bimo Walgito, 1983:71).
Beberapa hal yang diperhatikan sehubungan dengan masalah perhatian dan konsentrasi adalah:
a.       Singkirkan hambatan-hambatan emosional dalam usaha mengonsentrasikan diri pencurahan minat.
b.      Singkirkan dan hindari sebanyak mungkin kejadian- kejadian yang mengakibatkan terpecahnya perhatian dan minat.
c.       Kerjakan satu tugas saja, konsentrasikan segenap perhatian dan minat dalam pelaksanaan satu tugas.
d.      Pergunakan pengalaman- pengalaman masa lampau untuk memecahkan masalah- masalah baru.
e.       Perbesarlah kemauan adaptasi agar bisa lebih peka terhadap perubahan- perubahan situasi dengan segenap permasalahannya sehingga anda mampu memecahkan setiap permasalahn dengan tenang, hati-hati, jitu, dan dengan cara yang sehat.

B.     KELELAHAN (TIREDNESS)
1.      Pengertian kelelahan
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dalam hidup dan kehidupannya selalu melaksanakan suatu aktivitas. Hal ini disebabkan oleh adanya dorongan-dorongan atau daya-daya inisiatif dan daya-daya kreatif dalam diri manusia. Daya-daya inilah yang mendorongnya untuk berbuat dan selalu berbuat dalam melaksanakan berbagai macam kesibukan.
Dalam melaksanakan bermacam-macam aktivitas itu,sudah tentu manusia membutuhkan kekuatan atau kemampuan. Namun pada suatu saat, dalam melaksanakan suatu aktivitas baik yang berhubungan dengan jasmani ataupun ruhani, seseorang akan mengalami penurunan kekuatan untuk berbuat.
Akibat penurunan kekuatan tersebut, selain sangat dirasakan oleh seluruh bagian didalam tubuh, juga amat berpengaruh terhadap hasil atau prestasi kerja yang akan dicapai. Peristiwa menurutnya kekuatan manusia untuk melaksanakan aktivitas itu disebut kelelahan.
Kelelahan adalah sebagai isyarat bahwa energi tubuh kita menjadi sangat susut akibat digunakan untuk menyelesaikan berbagai macam aktivitas atau tugas pekerjaan. Oleh karena seseorang dalam keadaan lelah, maka timbullah ketegangan- ketegangan (disequlibrium) sehingga pada saat itu juga kegiatan harus dihentikan dan digantikan dengan kegiatan lainnya. Dengan kata lain, individu yang mengalami kelelahan itu harus beristirahat sampai tercapainya keseimbangan (equilibrium) kembali, atau sampai kekuatan itu kembali seperti semula.
2.      Manfaat dari isyarat kelelahan
Perasaan lelah itu sangat besar manfaatnya bagi setiap individu. Karena perasaan itu seakan-akan memberi isyarat dan peringatan kepada individu bahwa energi dalam tubuhnya sudah banyak terpakai. Tindakan selanjutnya adalah harus menghemat tenaga dan mungkin juga dengan melakukan pekerjaan yang ringan serta berlainan jenisnya seperti menggerak-gerakkan tangan keatas, ke samping dan ke muka atau dengan berdiri lalu berjalan sambil bersiul kesana kemari. Semua kegiatan yang terakhir ini dimaksudkan agar jasmani dan ruhani yang kelelahan itu dapat diistirahatkan.
Beristirahat itu sangat dibutuhkan oleh kesehatan, karena dapat mencegah pemakaian tenaga atau energi yang melampaui batas kekuatan. Dari sini, nyatalah bahwa alangkah besarnya manfaat waktu seperti liburan, cuti, rekreasi dan sejenisnya sebagai variasi dan hiburan bagi para siswa atau mahasiswa, guru-dosen, buruh dan karyawan serta siapapun yang memiliki aktivitas lainnya, untuk memulihkan kesehatan tubuhnya setelah mengalami kepayahan atau kejenuhan dalam aktivitas pekerjaannya.
3.      Macam-macam kelelahan
a.       Kelelahan jasmani, adalah kelelahan yang diakibatkan oleh kegiatan badan kita dan sekaligus memberi isyarat bahwa badan kita tidak mampu lagi untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Pada kelelahan jasmani ini muncul gejala-gejala seperti kaki dan tangan merasa pegal, lunglainya tubuh kita sehingga ada keinginan untuk membaringkan badan dan berusaha untuk tidur dan sebagainya.
b.      Kelelahan rohani, adalah kelelahan yang diakibatkan oleh kerjanya otak dan sekaligus memberi isyarat bahwa otak kita tidak mampu lagi berfikir, mengingat, konsentrasi dan sebagainya. Pada kelelahan rohani ini sering muncul gejala-gejala seperti hilangnya ingatan, cepat lupa, berkurangnya minat dan sebagainya.
Menurut Thornlike, seorang psikolog berkebangsaan Amerika, orang yang banyak melakukan pekerjaan itu akan mengalami dua macam peristiwa, yaitu: 1). Substraksi, atau berkurangnya energi sehingga timbul gejala kelelahan; 2). Gejala additie, atau penambahan kecenderungan-kecenderungan pengerem dan penghambat sehingga mengakibatkan menurunnya curve satisfaction atau kepuasan.
            Teori ini menyatakan bahwa oleh karena berkelanjutannya pekerjaan, maka semakin banyak timbul reaksi-reaksi instingtif yang menghambat kelancaran kerja, misalnya muncul gejala menguap, kaki dan tangan kaku, keram dan lain-lain sehingga individu perlu diam sejenak dan beristirahat dalam upaya menaikkan kembali curve satisfaction-nya.
4.      Cara menghilangkan dan mengatasi kelelahan
Pada umumnya, gejala kelelahan juga tampak pada kelas-kelas sekolah dengan suatu penampilan tindakan dimana para siswa atau mahasiswa menjadi gelisah, sering ribut, dan sukar dikendalikan, sering melihat jam, menjadi tidak berminat, tiduran dan sebagainya.
Untuk mengatasi, maka iklim pendidikan dan pengajaran antara suasana kerja perlu dilengkapi dengan persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
a.       Adanya ventilasi yang baik, hawa udara yang segar bisa masuk, lampu penerang yang cukup, bangku dan kursi yang nyaman.
b.      Pelajaran dan tugas yang sulit dan berat hendaknya di dalam jadwal pelajaran diletakkan pada pagi hari atau awal jam pelajaran. Sedangkan pelajaran atau pekerjaan yang lebih mudah diletakkan pada siang hari atau jam terakhir.
c.       Tugas-tugas mendengar (ceramah) hendaknya diselingi dengan tugas bekerja (menulis) dan diskusi.
d.      Menyediakan waktu yang-waktu istirahat dan waktu-waktu libur yang cukup dalam waktu tertentu dan bulan-bulan tertentu.
e.       Sikap dan penampilan pendidik yang simpatik, dengan intonasi suara yang halus dan lancar sehingga menimbulkan perasaan senang. Sebab, suara yang tinggi melengking dan juga yang terlalu lamah dan lambat (kalem) atau bersifat monoton akan cepat melelahkan pada pendengar.
f.       Apabila keadaan anak sudah sangat lelah baik jasmani maupun rohaninya, maka selingilah pelajaran itu dengan cerita yang disertai humor sebagai hadiah.
g.      Humor seorang guru di dalam kelas perlu tetapi sudah tentu kadarnya secukupnya saja, bersikap cerah dan sekadar memberi suasana segar, memecahkan kebekuan suasana atau broken iceberg.

C.    SUGESTI (SUGESTION)
Sugesti sebagai salah satu aktivitas jiwa dapat diberikan pengertian sebagai pengaruh yang diterima oleh jiwa, sehingga perbuatannya tidak lagi berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan cipta, rasa, dan karsanya (Dakir, 1973:182). Jadi, sugesti adalah pengaruh yang berlangsung terhadap kehidupan dan segenap perbuatan, perasaan pikiran atau kemauan kita sangat dibatasi. Dalam sugesti, fungsi pikiran, perasaan dan kemauan betul-betul dikesampingkan. Itulah sebabnya sugesti merupakan suatu desakan keyakinan kepada seseorang yang diterima tanpa pertimbangan secara mendalam.
Individu yang sangat mudah terkena pengaruh sugesti ini disebut sugestibel. Sebaliknya, individu yang mudah memberikan pengaruh sugesti pada orang lain disebut sugestif. Biasanya peranan sugestif ini dilakukan oleh pimpinan partai, dokter, hakim, pedagang (terutama pedagang obat), guru dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk sugestibel antara lain anak-anak, orang yang tidak terpelajar dan massa.
Sementara, autosugesti, adalah sugesti yang keluar dari diri sendiri. Autosugesti mempunyai pengaruh besar terhadap sukses atau tidaknya usaha seseorang. Kecemasan dan ketidakpercayaan diri misalnya, memberikan pengaruh sugestif yang melemahkan pribadi. Sebaliknya, optimisme dan kepercayaan diri memberikan sugesti yang positif pada keberhasilan suatu pekerjaan. Sementara itu, untuk mempengaruhi massa dipergunakan propraganda. Dalam pengertian umum, propaganda adalah pernyataan pendapat individu maupun kelompok yang bertujuan untuk mempengaruhi pendapat-pendapat umum agar mereka dapat mengikuti jejaknya.
Berhasil atau tidaknya suatu propaganda dapat ditemukan oleh beberapa faktor antara lain:
1.      Propagandist-nya, yaitu maksud dan tujuan yang akan dicapai oleh suatu propaganda harus jelas, tegas dan menarik.
2.      Metodenya, yaitu cara-cara yang digunakan harus sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat.
Menurut W.J. Pitt dan J.A. Goldberg (1954:317) dalam buku Psychology, ada dua macam metode dalam melaksanakan sugesti, yaitu:
1.      Sugesti langsung (dirrect suggestion), ialah sugesti yang tujuannya memberi dorongan kepada individu untuk mengambil langkah khusus dan segera, seperti membeli barang jenis/merek tertentu.
2.      Sugesti tidak langsung (indirrect suggestion), ialah suatu proses mental yang melibatkan pembentukan asosiasi yang bertujuan menghindari hubungan langsung.
Demikianlah, bahwa sugesti sangat besar pengaruhnya dalam hidup dan kehidupan sehari-hari, misalnya dalam pembuktian fakta sosial: di kantor pengadilan, kantor polisi, kantor pemerintahan, dalam menentukan suatu keputusan. Individu yang bersangkutan bisa menjadi sugestibel oleh pengaruh nasihat-nasihat, informasi-informasi lisan, tulisan di surat kabar, ucapan saksi dan sebagainya.
Sugesti juga membawa pengaruh yang sangat besar dalam dunia pendidikan dan pengajaran; untuk membesarkan minat dan perhatian siswa pada pelajaran yang diajarkan. Sugesti dapat menghidupkan suasana belajar yang sebaik-baiknya, sehingga para siswa dapat melaksanakan tugas-tugas pelajaran dengan perasan gembira, cerah ceria, penuh minat dan erhatian, serta dengan sikap optimis bahwa mereka mampu mengikuti dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru kepadanya.

D.    KELUPAAN
1.      Pengertian Kelupaan
Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya kita pelajari. Gulo (1982) dan Reber (1988) mendefinisikan lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami. Muhibbinsyah dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Pendidikan”, mengartikan lupa sebagai hilangnya kemampuan untuk menyebut kembali atau apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari secara sederhana.
Soala mengingat dan lupa biasanya juga di tunjukkan dengan satu pengertian saja, yaitu retensi, karena memang sebenarnya kedua hal tersebut hanyalah memandang hal yang satu dan sama dari segi berlainan. Hal yang diingat adalah hal yang tidak dilupakan, dan hal yang dilupakan adalah hal yang tidak diingat.
2.      Teori-teori mengenai kelupaaan
a.       Decay Theory
Teori ini beranggapan bahwa memori menjadi semakin aus dengan berlalunya waktu bila tidak pernah diulang kembali. Teori ini mengandalkan bahwa setipa informasi disimpan dalam memori akan meninggalkan jejak yang akan merusak atau menghilangkan jika tidak dipakai.
b.      Teori interfensi
Teori ini beranggapan bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jarak panjang masih ada dalam gudang memori. Akan tetapi proses lupa terjadi karena informasi yang satu mengganggu proses mengingat informasi yang lain.
Suatu eksperimen berkaitan dengan teori intervensi dilakukan oleh Ormer (Woodworth dan Marquis, 1957). Eksperimen tersebut bersifat komperatif, yaitu antara subyek setelah belajar lalu istirahat atau tidur, dan yang satunya subyek setelah belajar terus adanya aktivitas-aktifitas. Subyek yang setelah belajar lalu tidur, secara teoritis interval antara belajar dan menimbulkan kembali apa yang dipelajari itu relatif kosong. Pada subyek yang setelah belajar lalu membuat aktivitas-aktivitas sampai waktu menimbulkan kembali apa yang dipelajari itu, intervalnya berisi.  Hasil eksperimen menunjukkan bahwa subyek sehabis belajar lalu tidur hasilnya lebih baik daripada subyek sehabis belajar lalu membuat aktivitas-aktivitas.
c.       Teori retrieval failure
Teori ini sebenarnya sepakat dengan teori interfensi bahwa informasi yang sudah ada dalam memori jangka panjang, tetapi kegagalan untuk mengingat kembali tidak disebabkan interfensi.
d.      Teori motivated forgetting
Menurut teori ini, kita akan cenderung melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan. Hal-hal menyakitkan atau tidak menyenangkan ini, cenderung ditekan atau tidak dibolehkan munculdalam kesadaran. .
e.       Lupa karena sebab-sebab fisiologis
Para peneliti sepakat bahwa setiap pentimpanan informasi akan disertai berbagai perubahan fisik di otak. Perubahan fisik ini disebut engram. Gangguan pada engram ini akan mengakibatkan lupa yang disebut amnesia.
Cepat lambatnya kelupaan itu tidak sama dalam semua situasi dan juga tidak selalu sama pada individu-individu yang bersangkutan. Artinya bagi seseorang individu akan lepas lupa terhadap sesuatu hal atau keadaan, tetapi sukar melupakan sesuatu hal atau keadaan yang lain. Juga situasi yang satu tidak akan selalu sama pengaruhnya terhadap terjadinya kelupaan.
Berhubung dengan kemungkinan banyak hal yang telah dipelajari akan dilupakan, maka langkah praktis agar yang disimpan dalam ingatan itu tetap baik, diperlukan ulangan-ulangan dari bahan-bahan yang pernah dipelajarinya. Makin sering bahan yang diulang yang berarti makin sering bahan ditimbulkan dalam alam kesadaran, akan makin baik diingat. Jadi makin sering seseorang mengadakan ulangan mengenai bahan yang dipelajari, akan makin sedikitlah hal-hal yang dilupakan, hingga pada akhirnya hal tersebut dapat dikuasai dengan baik.

3.      Proses terjadinya kelupaan
a.       Apa yang telah kita ingat, disimpan dalam bagian tertentu diotak kalau materi yang harus diingat itu tidak pernah digunakan, maka karena proses metabolisme otak, lambat laun jejak materi itu terhapus dari otak sehingga kita tidak dapat mengingatnya kembali. Jadi, karena tidak digunakan, materi tiu lenyap sendiri.
b.      Mungkin pula, materi tiu tidak lenyap begitu saja, melainkan mengalami perubahan-perubahan secara sistematis, mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:
a.       Penghalusan, materi berubah bentuk kearah yang lebih simetris, lebih halus dan kurang tajam, sehingga bentuk yang asli tidak diingat lagi.
b.      Penengasan, bagian-bagian yang paling mencolok dari suatu hal adalah yang paling mengesankan. Karena itu, dalam ingatan bagian-bagian ini dipertegas, sehingga yang diingat hanyalah bagian-bagian yang mencolok, sedangkan bentuk keseluruhan tidak begitu diingat.
c.       Asimilasi, bentuk yang mirip botol misalnya, akan kita ingat sebagai botol, sekalipun bentuk itu bukan botol. Dengan demikian kita hanya ingat sebuah botol, tetapi tidak ingat bentuk yang asli. Perubahan materi disini disebabkan bagaimanana wajah orang itu tidak kita ingat lagi.
c.       Kalau mempelajari hal yang baru, kemungkinan hal-hal yang sudah kita ingat, tidak dapat kita ingat lagi. Dengan kata lain, materi kedua menghambat diingatnya kembali materi pertama. Hambatan seperti ini disebut hambatan retroaktif. Sebaliknya, mungkin pula materi yang baru kita pelajari tidak masuk dalam ingatan, karena terhambat oleh adanya materi lain yang terlebih dahulu dipelajari, hambatan seperti ini disebut hambatan proaktif.
d.      Adakalanya kita melakukan sesuatu. Hal ini disebut represi. Peristiwa-peristiwa mengerikan, menakutkan, penuh dosa, menjijikkan dan sebagainya ,atau semua hal yang tidak dapat diterima oleh hati nurani akan kita lupakan dengan sengaja (sekalipun proses lupa yang sengaja ini terkadang tidak kita sadari, terjadi diluar alam kesadaran kita). Pada bentuknya yang ekstrim, represi dapat menyebabkan amnesia, yaitu lupa nama sendiri, orang tua, anak, istri dan semua hal yang bersngkut paut pada dirinya. Amnesia ini dapat ditolong atau disembuhkan melalui psikoterapi atau melalui suatu peristiwa yang sangat dramatis sehingga menimbulkan kejutan jiwa pada penderita.
4.      Faktor-faktor penyebab kelupaan
a.       Lupa terjadi karena gangguan konflik antara item-item informasi atau meteri yang ada dalam memori siswa. Dalam interfence theory (teori mengenai ganggguan), gangguan konflik ini terbagi menjadi dua macam, yaitu :1). Proactive interverence, 2). Retroactive interverence. Seseorang akan mengalami gangguan proaktif apabila materi pelajaran yang sudah lama tersimpan dalam subsistem akal permanennya mengganggu masuknya materi pelajaran baru. Sebaliknya, siswa atau mahasiswa akan mengalami gangguan retroaktif apabila materi pelajaran beru membawa konflik dan gangguan terhadap kembali materi pelajaran lama yang telah lebih dulu tersimpan dalam subsistem akal permanen siswa tersebut.
b.      Lupa dapat terjadi pada siswa atau mahasiswa karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada, baik sengaja ataupun tidak. Penekanan ini terjadi karena adanya kemungkinan: pertama, karena item informasi (berupa pengetahuan, tanggapan, kesan dan sebagainya) yang diterima siswa kurang menyenangkan, sehingga ia dengan sengaja menekannya hingga kealam ketidaksadaran. Kedua, kerena item informasi yang baru secara otomatis menekan item informasi yang telah ada, jadi sama dengan fenomena retroaktif. Ketiga, karena informasi yang akan direproduksi (diingat) itu tertekan ke alam bawah sadar dengan sendirinya lantaran tidak pernah digunakan.
c.       Lupa yang terjadi pada siswa atau mahasiswa karena perubahan situasi lingkungan antara waktu belajar dengan waktu mengingat kembali.
d.      Lupa dapat terjadi karena perubahan sikap dan minat terhadap proses belajar engajar dengan tekun dan serius, tetapi karena sesuatu hal sikap dan minat siswa atau mahasiswa tersebut menjadi sebaliknya (seperti karena ketidaksenangan kepada guru/dosen maka materi itu akan mudah dilupakan.
e.       Menurut law of disuse, lupa dapat terjadi karena materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah dihafalkan.
f.       Lupa dapat terjadi karena perubahan urat syaraf otak.
5.      Kiat mengurangi lupa dalam belajar
Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah dengan cara meningkatkan daya ingat akal siswa/mahasiswa. Banyak ragam untuk meningkatkan daya ingatnya, yaitu:
a.       Overlearning
Overlearning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihi batas penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu. Overlearning terjadi apabila respon atau reaksi tertentu muncul setelah siswamelakukan pembelajaran atau respon tersebut dengan cara diluar kebiasaan. Banyak contoh yang dipakai untuk overlearning, yaitu pembacaan teks pancasila pada setiap hari Senin dan Sabtu akan mungkin ingatan siswa lebih kuat.
b.      Extra Study Time
Ekstra study time (tambahan waktu belajar) ialah upaya penambahan alokasi waktu belajar materi tertentu berarti siswa menambah jam belajar.
c.       Mnemonic Device
Mnemonic device (muslihat memori) yang sering juga disebut mnemonic itu berarti kiat khusus yang dijadikan “alat pengait” mental untuk memasukkan item-item informasi kedalam sisitem akal siswa.
d.      Clusterring
Maksud kiat clusterring (pengelompokkan) ialah menata ulang item-item materi menjadi kelompok-kelompok kecil yang dianggap logis dalam arti bahwa item-item tersebut memiliki signifikansi dan lafal yang sama atau sangat mirip.
e.       Distributed Practice
Distributed practice (lawan latihan terbagi) adalah massed practice (latihan terkumpul) yang sudah dianggap tidak efektif karena mendorong siswa melakukan cramming. Dalam latihan terbagi siswa melakukan latihan-latihan waktu istirahat. Upaya demikian dilakukan untuk menghindari cramming, yakni belajar banyak ateri secara tergesa-gesa dalam waktu yang singkat.
f.       The Serial Position Effect
Untuk memperoleh the serial position effect (pengaruh letak bersambung), siswa dianjurkan untuk membuat daftar kosa-kata (nama, istilah dan sebagainya) yang diawali dan diakhiri dengan kata-kata yang harus diingat. Kata tersebut sebaiknya ditulis dengan menggunakan huruf dan warna yang mencolok agar tampak sangat berbeda dari kata yang lainnya. Dengan demikian kata yang ditulis pada awal dan akhir daftar tersebut, memberi kesan tersendiri dan diharapkan melekat erat dam subsistem akal permanen siswa.
6.      Cara mengatasi lupa
a.       Memperbanyak mengkonsumsi ikan asam lemak omega 3 yang terkandung dalam ikan seperti salmon dan makanan ynag telah diperkaya seperti yogurt.
b.      Olahraga meningkatkan detak jantung 3 kali seminggu selama 20 menit, bahkan hanya dengan berjalan, akan meningkatkan oksigen diotak sehingga membantu pertumbuhan sel-sel baru.
c.       Mencatat kegiatan. Buatlah daftar kagiatan dengan menggunakan agenda harian atau nootebook kecil.
d.      Membaca buku. Mungkin terdengar agak klasik, namun peneliti dari Mayo Clinic menunjukkan bahwa membaca bisa menurunkan resiko kehilangan memori hingga 30-50 persen.

KESIMPULAN
Perhatian, sebagai salah satu aktivis psikis,dapat dimengerti sebagai keaktifan jiwa yang dipertinggi. Jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda atau hal). Untuk menerik perhatian maka perlu syarat yang obyektif dan subyektif yang nantinya akan menentukan perhatian seseorang.
Kelelahan adalah sebagai isyarat bahwa energi tubuh kita menjadi sangat susut akibat digunakan untuk menyelesaikan berbagai macam aktivitas atau tugas pekerjaan. Kelelahan dibagi menjadi dua yaitu, kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan juga bisa dihilangkan dengan adanya ventilasi yang baik, hawa udara yang segar bisa masuk, lampu penerang yang cukup, bangku dan kursi yang nyaman, menyediakan waktu yang-waktu istirahat dan waktu-waktu libur yang cukup dalam waktu tertentu dan bulan-bulan tertentu dan lain sebagainya.
Sugesti sebagai salah satu aktivitas jiwa dapat diberikan pengertian sebagai pengaruh yang diterima oleh jiwa, sehingga perbuatannya tidak lagi berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan cipta, rasa, dan karsanya. Sugesti dapat menghidupkan suasana belajar yang sebaik-baiknya, sehingga para siswa dapat melaksanakan tugas-tugas pelajaran dengan perasan gembira, cerah ceria, penuh minat dan erhatian, serta dengan sikap optimis bahwa mereka mampu mengikuti dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru kepadanya.
Lupa adalah hilangnya kemampuan menyebut atau melakukan kembali informasi dan kecakapan yang telah tersimpan dalam memori. Lupa itu bisa terjadi karena banyak faktor yang menyebabkan, diantaranya karena gangguan konflik, adanya tekanan, perubahan situasi, sikap, minat, syaraf, atau karena ada pelajaran yang memang tidak disukai. Kelupaan bisa dikurangi dengan mengkonsumsi ikan asam lemak omega 3, olahraga, mencatat kegiatan-kegiatan dan membaca buku.

SARAN
Sebaiknya kita terus belajar untuk mempelajari segala hal mengenai gejala-gejala campuran agar kita bisa memahaminya dan kita bisa mengontrol maupun mengantisipasinya ketika kita terjun di masyarakat.
Dalam pembuatan paper ini, tentunya masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran guna memperbaiki penyusunan paper selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Baharudin, 2007, Psikologi Pendidikan, Jogjakarta: az-zuzzmedia.
Imam, Nang, “Pengertian, Penyebab dan Cara Mnegatasi Lupa” dalam
https://nangiman.blogspot.com, diakses pada hari Rabu, 2 Desember 2015.
Kahar, “Kumpulan Makalah dan Artikel Pendidikan” dalam
hari Rabu, 2 Desember 2015.
Walgito, Bimo, 2005, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi Offset.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Smt 5 Ushul fiqih Hakim hukum mahkum Fih Mahkum 'alaih

    HAKIM, HUKUM, MAHKUM FIIH, MAHKUM ‘ALAIH Makalah I ni D isusun G una M emenuhi T ugas K elompok Mata Kuliah :   Ushul Fiqih Dosen Pengampu :   Yusuf Effendi , M.Pd. Disusun Oleh: 1.      Kun Amiina                        (15120026) 2.      M. Lutfil Makin                  (15120036) Semester 5 B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA PURWOREJO 2017 BAB I PENDAHULUAN A.     LATAR BELAKANG Di dalam agama Islam, dalam menjalankan kehidupan sehari-hari ini kita tidak pernah terlepas dari hukum-hukum syar’i. Hukum yang mengatur tentang perbuatan-perbuatan seo...

Smt 1 Al-Qur'an Jadal

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Hakikat-hakikat yang sudah ada jelas nampak   dan   nyata   telah   dapat   disentuh   manusia,   dibeberkan   oleh   bukti-bukti   alam   dan   tidak   mememrlukan   lagi   argument lain untuk menetapkan   dalil   atas   kebenarannya. Namun   demikian, kesombongan   seringkali   mendorong   seseorang   untuk membangkitkan   keraguaan dan mengacu hakikat   tersebut   dengan   keracunan yang   dibungkus   dengan baju   kebenaran   serta   dihiasi   dengan cermin   akal.   Usaha   demikiaan   perlu    dihadapi dengan    hujjah agar   hakikat-hakikat   tersebut   mendapatkan   pengakuan   yang    semestinya,   dipercayai   atau malah   diingkari. Al-Qur an,    seru...