KONSEP
PERKEMBANGAN INDIVIDU
(PERTUMBUHAN,
PERKEMBANGAN, KEMATANGAN)
Paper
ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok
Mata
Kuliah Psikologi Umum
Dosen
Pengampu : Akhid Lutfian M.Pd

Disusun
Oleh:
Hafni
Mufidah
Muhammad
Farhan Anis
Siti
Ahdiani
Semester 1B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL
ULAMA
PURWOREJO
2015
ABSTRAK
Paper ini
membahas tentang konsep perkembangan individu, yaitu perkembangan, pertumbuhan,
dan kematangan. Obyek psikologis perkembangan adalah perkembangan manusia
sebagai pribadi. Perkembangan pribadi manusia ini menurut psikologis
perkembangan berlangsung sejak konsepsi sampai mati, yaitu sejak terjadi sel
bapak-ibu (konsepsi) sampai mati individu senantiasa mengalami perubahan-perubahan
atau perkembangan. Pertumbuhan fisik dan perkembangan mental psikologis manusia
tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat dalam keseluruhan proses
perkembangan pribadi manusia. Dalam hal ini pertumbuhan fisik akan mempengaruhi
perkembangan mental psikologis manusia, dengan cara pertumbuhan fisik
menghasilkan unsur kematangan fungsi fisik penentu batas kualitas perkembangan.
Tanpa kematangan fungsi alat bicara misalnya, perkembangan bahasa atau bicara
pada bayi tidak terjadi. Demikian perkembangan mental psikologis manusia
ditentukan oleh kematangan dan belajar.
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Perkembangan
individu merupakan suatu proses perubahan terus menerus sepanjang hidup
individu yang bersangkutan. Perkembangan ini merupakan perpaduan antara
tenaga-tenaga asli dari dalam individu itu sendiri dan tenaga dari luar
(lingkungan). Dari dua tenaga yang disebutkan tadi terdapat dua kemungkinan
yang akan terjadi pada individu, kedua tenaga tersebut dapat menjadikan
individu itu berkembang dengan lancar tanpa gangguan yang disebut dengan
perkembangan positive, atau berkembang dengan penuh gangguan dan disebut dengan
perkembangan negative. Pada diri manusia baik anak-anak maupun orang dewasa
terdapat gejala-gejala kejiwaan, hal ini tentu saja erat kaitannya dengan
psikologi. Perkembangan pribadi anak akan dapat diperoleh melalui proses
belajar di mana proses belajar ini akan dapat meningkatkan kepribadian dan
berupaya untuk memperoleh hal-hal baru yang dapat memperbaiki dan meningkatkan
kontradiksi-kontradiksi dalam hidup. Dengan demikian, perkembangan adalah hasil
dari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan individu yang
bersangkutan selama hidupnya. Kedua hal tersebut tergantung dari bagaimana
individu itu menanggapi dan dipengaruhi pula oleh lingkungan.
II. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
konsep perkembangan yang terjadi pada individu?
2. Bagaimana
hukum-hukum yang mengatur konsep perkembangan individu?
3. Bagaimana
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu?
4. Bagaimana
teori dasar pada perkembangan individu?
PEMBAHASAN
KONSEP PERKEMBANGAN INDIVIDU
Perkembangan
berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses
kematangan dan pengalaman. Perubahan ini bersifat kualitas mengenai proses
integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks. Perubahan dalam diri
terdiri atas perubahan kualitatif akibat dari perubahan psikis, dan perubahan
kuantitatif akibat dari perubahan fisik. Konsep yang terkandung didalamnya
adalah :
A. PERTUMBUHAN
C.P Chaplin (dalam Desmita 2009:5)
mengartikan pertumbuhan sebagai satu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran
dari bagian-bagian tubuh atau organisme sebagai suatu keseluruhan. Menurut A.E
Sinolungan (dalam Deswita 2009:5) pertumbuhan menunjuk pada perubahan
kuantitatif. Sedangkan Ahmad Thonthowi (dalam Deswita 2009:5) mengartikan
pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran sebagai akibat
dari adanya perbanyakan sel-sel.
Dari beberapa pengertian diatas
dapat dipahami bahwa istilah pertumbuhan dalam konteks perkembangan individu
merujuk pada perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan
dalam ukuran struktur, seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, kepala,
jantung, paru-paru dan sebagainya. Ini tidak berarti bahwa pertumbuhan itu hanya
berlaku pada hal-hal yang bersifat kuantitatif, karena tidak selamanya materiil
itu kuantitatif. Materiil dapat terdiri dari hal-hal kuantitatif seperti atom,
sel, kromosom, rambut, molekul, dan lain-lain. Dapat pula materiil terdiri dari
bahan-bahan kulitatif seperti kesan, keinginan, ide, gagasan, pengetahuan,
nilai, dan lain-lain. Jadi materiil itu dapat terdiri dari kualitas ataupun
kuantitaf.
Dari uraian diatas, dapat kita
rumuskan arti pertumbuhan pribadi sebagai perubahan kuantitatif pada materiil
pribadi sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Materiil pribadi
seperti sel, atom, kromosom, butir darah, rambut, lemak, tulang adalah tidak
dapat dikatakan berkembang, melainkan bertumbuh/tumbuh. Begitu juga materiil
pribadi seperti kesan, keinginan, ide, gagasan, pengetahuan, selama tidak
dihubungkan dengan fungsinya tidak dapat dikatakan berkembang, melainkan
bertumbuh.
1. Hukum-Hukum
yang Mengatur Pertumbuhan
a. Pertumbuhan
Adalah Kuantitatif serta Kualitatif
Pertumbuhan mencakup dua aspek perubahan,
yaitu perubahan kuantitatif dan perubahan kualitatif. Perubahan kuantitatif
mencakup “division” dan perbanyakan
kromosom sel-sel; penambahan jumlah seperti gigi, rambut, pembesaran materiil
jasmaniah. Hal yang demikian kejadiannya dapat kita sebut dengan “tumbuh”.
Disamping itu ada perubahan kualitatif yang mencakup penyempurnaan struktur
fisiologis; penyiapan fungsi-fungsi pada bagian tubuh, dan sebagainya. Kejadian
semacam itu dapat kita sebut dengan “bertumbuh”.
Mengenai hal “tumbuh” sudah jelas konteksnya
yaitu materiil jasmaniah, sedangkan hal “bertumbuh”, disamping materiil
jasmaniah (struktur dan fungsi), juga dapat dihunbungkan dengan aspek rohaniah
(bertambahnya kesan, ide, pengetahuan sebagai akibat dari belajar).
b. Pertumbuhan
Merupakan suatu Proses yang Berkesinambungan dan Teratur
Pertumbuhan merupakan suatu proses
yang berkesinambungan, mulai dari keadaan sederhana sampai pada keadaan yang
kompleks. Contohnya bagaimana bayi yang lemah tidak berkecakapan secara
berangsur-angsur dapat menjadi orang yang kuat berdiri sendiri dan berkecakapan
dalam menghadapi ujian hidup. Hal ini disebabkan karena manusia tumbuh terus
melalui urutan-urutan yang teratur di dalam organismenya.
c. Tempo
Pertumbuhan Tidak Sama
Urutan atau sequence dalam pertumbuhan tidak bergerak secara konstan. Ada saat
dimana pertumbuhan berlangsung cepat, dan ada pula saat-saat dimana pertumbuhan
berlangsung lambat.
d. Taraf
Perkembangan Berbagai Perkembangan Berbeda-beda
Tidak semua aspek pertumbuhan
seperti fungsi jasmani, bahasa dan kapasitas intelektual berkembang dengan
taraf yang sama dalam waktu yang sama.
e. Kecepatan
serta Pola Pertumbuhan dapat Dimodifikasi oleh Kondisi-Kondisi di Dalam dan di
Luar Badan
Kondisi lingkungan internal seperti
gizi, aktivitas, istirahat, tekanan kejiwaan, kesehatan jasmani dan sebagainya
sangat menentukan kecepatan pertumbuhan serta keterlibatan potensi-potensi
pertumbuhan pada individu.
f. Masing-Masing
Individu Tumbuh Menurut Caranya yang Unik
Tidak semua induvidu mengalami cara
pertumbuhan yang sama. Ini terbukti, bahwa beberapa ada yang tinggi, beberapa
ada yang pendek, ada yang gemuk ada pula yang kurus dan sebagainya.
g. Pertumbuhan
Adalah Kompleks dan Semua Aspeknya Saling Berhubungan
Kita tidak mungkin mengenal anak
secara fisik tanpa dibarengi tentang pengenalan apa yang dipikir dan dirasakan
oleh anak. Sama halnya kita tidak mungkin mengenal perkembangan mental anak
tanpa mengenal jasmani dan kebutuhan anak. Sebagai gambaran, terdapat hubungan
yang sangat erat antara penyesuaian anak di sekolah dengan perangai/emosinya,
kesehatan jasmaninya, dan kapasitas mentalnya.
2. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Pertumbuhan yang menyangkut
perubahan materiil dan struktur fisiologis sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek
tertentu yang saling berhubungan, yaitu :
a. Anak
Sebagai Keseluruhan
Anak
sebagai keseluruhan tumbuh oleh kondisi dan interaksi dari setiap aspek
kepribadian yang ia miliki. Pertumbuhan anak, baik fisik, intelektual, maupun
sosial sangat ditentukan oleh latar belakang keluarganya, latar belakang
pribadinya, dan aktivitas sehari-harinya.
b. Umur
Mental Anak Mempengaruhi Pertumbuhan
Umur mental anak
mempengaruhi kapasitas mentalnya. Kapasitas mental menentukan prestasi
belajarnya. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang erat antara
prestasi belajar dan pertumbuhan atau tingkat kematangan anak.
c. Permasalahan
Tingkah Laku Sering Berhubungan dengan Pola-Pola Pertumbuhan
Anak memiliki energi
yang diperoleh dari makanan dan gizi yang digunakan untuk aktivitas-aktivitas
pertumbuhan. Tatkala energi banyak digunakan untuk pertumbuhan, maka aktivitas
anak menjadi berkurang. Tatkala energi banyak digunakan untuk aktivitas, maka
pertumbuhan anak menjadi lambat.
d. Penyesuaian
Pribadi dan Sosial Mencerminkan Dinamika Pertumbuhan
Anak yang tidak
menunjukkan kelainan menonjol dalam pergaulan sosialnya, itu dapat berarti
bahwa pertumbuhan anak itu normal. Pertumbuhan luar biasa yang dialami oleh
anak dapat menyebabkan kelainan atau kesulitan dalam menyesuaikan diri dalam
pergaulan.
B. PERKEMBANGAN
Menurut Reni Akbar Hawadi (dalam
Desmita 2009:4), perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses
perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas
kemampuan, sifat, dan ciri-ciri yang baru. F.J. Monks, dkk., (dalam Desmita
2009:4) perkembangan menunjuk pada proses yang lebih sempurna dan tidak dapat
diulang kembali. Perkembangan menunjukkan pada perubahan yang barsifat tetap
dan tidak dapat diputar kembali.
Jadi, perkembangan tidak terbatas
pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan didalamnya juga
terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan
bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu
menuju tahap kematangan melaui pertumbuhan, pematangan, dan belajar.
Perkembangan merupakan suatu
perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif melainkan kualitatif.
Perkembangan tidak ditekankan pada segi materi, melainkan pada segi fungsional.
Perkemnbangan dapat diartikan sebagai perkembangan kualitatif dari
fungsi-fungsi.
Perubahan suatu fungsi adalah
disebabkan oleh adanya proses pertumbuhan materi yang memungkinkan adanya
fungsi itu dan disebabkan oleh perubahan tingkah laku hasil dari proses
belajar. Jadi, pengertian perkembangan pribadi merupakan perubahan kualitatif
dari setiap fungsi kepribadian sebagai akibat dari pertumbuhan dan belajar.
1. Hukum-Hukum
yang Mengatur Perkembangan
Perkembangan tidak dapat dipisahkan
dari pertumbuhan. Pertumbuhan suatu materi jasmaniah dapat menumbuhkan fungsi
dan bahkan perubahan fungsi pada materi jasmaniah itu. Perubahan fungsi
jasmaniah dapat menghasilkan kematangan atas fungsi itu. Kematangan
fungsi-fungsi jasmaniah sangat mempengaruhi perubahan pada fungsi-fungsi
kejiwaan. Itulah mengapa dikatakan perkembangan tidak dapat dipisahkan dengan
pertumbuhan.
Hukum
yang mengatur perkembangan adalah sebagai berikut:
a. Perkembangan
Adalah Kualitatif
Perkembangan tidak mengenai materi,
melainkan mengenai fungsi. Perubahan fungsi tidak terjadi secara kuantitatif
melainkan secara kualitatif. Dengan demikian, perkembangan itu kualitatif.
Kualitatif disini dihubungkan dengan hasil dari perubahan yang tidak dihargai
secara kuantitatif.
b. Perkembangan
Sangat Dipengaruhi oleh Proses dan Hasil Belajar
Belajar merupakan kegiatan yang dinamis,
oleh karena itu wajarlah jika pengetahuan, keterampilan, dan sikap seseorang
menjadi berkembang. Hal ini yang akan menentukan tingkat kedewasaan seseorang.
Tingkat kedewasaan seseorang merupakan indikator yang penting bagi perkembangan
orang itu, baik secara jasmaniah maupun rohaniah/ kejiwaan.
c. Usia
Ikut Mempengaruhi Perkembangan
Dengan bertambahnya usia, maka pertumbuhan
seseorang berlangsung terus menuju tingkat kematangan-kematangan tertentu pada
fungsi-fungsi jasmaniah. Kematangan fungsi jasmaniah dapat mempercepat proses
perkembangan.
d. Masing-Masing
Individu Mempunyai Tempo Perkembangan yang Berbeda-beda
Dalam keadaan normal, perkembangan
seseorang dapat berlangsung dalam tempo tertentu yang tidak mesti sama dengan
tempo perkembangan orang lain. Tempo perkembangan pada seorang individu
cenderung menunjukkan kelangsungan perkembangan tetap dari bayi sampai dewasa,
demikian pula dengan orang lain.
e. Perkembangan
Dipengaruhi oleh Hereditas dan Lingkungan
Hereditas menumbuhkan fungsi-fungsi dan
kapasitas, sedangkan pendidikan dan lingkungan mengembangkan fungsi-fungsi dan
kapasitas itu. Stimuli herediter dan stimuli lingkungan berinteraksi saling
mempengaruhi untuk menimbulkan proses pertumbuhan dan perkembangan.
f. Perkembangan
yang Lambat Dapat Dipercepat
Perkembangan seseorang dikatakan terlambat
apabila pribadinya tidak berkembang sesuai dengan perkembangannya sendiri yang
normal. Kelambatan perkembangan ini dapat dipercepat melalui kepemimpinan
pengajaran yang didaktis, penciptaan lingkungan yang kondusif, serta motivasi
kegiatan belajar pada peserta didik.
2. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan individu dapat berasal dari dalam dirinya (internal), adapula yang berasal dari luar dirinya (eksternal). Faktor internal adalah
segala sifat atau kecakapan yang dikuasai individu dalam perkembangannya yang
berasal dari keturunan (hereditas),
sedangkan faktor eksternal adalah segala sifat atau kecakapan individu yang
diperoleh dari lingkungan.
a. Faktor
Hereditas
Yaitu, segala ciri, sifat, atau kemampuan
yang dimiliki individu sejak kelahirannya dan diterima sebagai turunan atau
warisan dari orang tuanya. Hereditas dibedakan menjadi dua kategori, yaitu :
1) Pembawaan
Fisik
Pembawaan fisik seperti bentuk hidung,
warna kulit, bentuk rambut, mata, telinga dan sebagainya merupakan pembawaan
yang bersifat menetap. Kalaupun ada perubahan fisik yang dibentuk melalui
olahraga sehingga badan menjadi kekar, tegap, dan sebagainya, maka hal demikian
ini tidak dapat dianggap sebagai perubahan fisik dalam arti yang sebenarnya
karena perunbahan yang terjadi tidak menghilangkan sifat-sifat aslinya. Adapun
perubahan karena operasi, kecelakaan dan sebagainya tidak termasuk dalam
pembahasan ini karena sifatnya yang tidak alamiah.
2) Pembawaan
Psikis
Pembawaan psikis merupakan pembawaan
individu yang dapat berubah. Termasuk dalam pembawaan psikis ini antara lain,
kecerdasan, bakat, sifat periang, pemberani, dan sebagainya. Sifat-sifat
tersebut merupakan faktor pembawaan yang dapat berubah melalui interaksi dengan
lingkungannya.
b. Faktor
Lingkungan
Pertumbuhan dan perkembangan sebagian
besar terjadi karena interaksi dengan lingkungan. Lingkungan tersebut dapat
berupa lingkungan alam atau geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi,
keamanan dan sebagainya.
1) Faktor
Alam atau Geografis
Lingkungan alam atau geografis dimana
individu tinggal sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan perilaku
individu. Seseorang yang lahir dan dibesarkan di daerah pegunungan akan
memiliki sifat-sifat dan kecakapan untuk mengatasi tantangan di daerah
tersebut. Kondisi alam daerah pertanian yang relatif sunyi akan membentuk
individu yang mempunyai kebiasaan berbicara pelan dan mempunyai keterampilan di
bidang pertanian. Berbeda dengan individu yang lahir dan besar di daerah pantai
yang selalu bising dengan suara ombak, biasanya mereka mempunyai kebiasaan
berbicara keras dan memiliki keterampilan di bidang kelautan. Dan sebagainya
sesuai dengan tantangan alam dan kondisi geografis di lingkungan masing-masing.
2) Faktor
Sosial
Sesuai kodratnya, manusia adalah makhluk
sosial di mana ia tidak akan dapat hidup tanpa orang lain. Faktor-faktor yang
menyangkut hubungan antar manusia ini yang disebut dengan lingkungan sosial.
3) Faktor
Budaya
Lingkungan budaya merupakan lingkungan
yang berkenaan dengan segala hasil kreasi manusia, baik hasil kreasi yang
konkrit maupun yang abstrak, berupa benda, ilmu pengetahuan, teknologi,
aturan-aturan, dan lain-lain. Mereka bukan hanya menerima, tetapi juga
melestarikan, menikmati, dan memanfaatkan hasil kebudayaan, tetapi juga
menciptakan kebudayaan.
4) Faktor
Politik dan Keamanan
Berdasarka penalitian yang dilakukan
Jerman, anak-anak dan remaja serta yang masih dalam kandungan ketika terjadi
perang dunia sebagian besar menderita stress dan kegugupan. Sebagian besar atau
mungkin juga sebagian besar anak-anak dan pemuda Palestina memiliki rasa benci
kepada Israel. Kedua contoh tersebut menunjukkan pengaruh lingkungan keamanan
maupun politik terhadap perkembangan dan pribadi individu (Sukmadinata,
2009:51).
5) Faktor
Agama
Bagi orang-orang yang taat beragama,
lingkungan keagamaan memiliki pengaruh yang paling kuat dibandingkan dengan
lingkungan yang lain. Hal demikian, karena pengaruh kepatuhan terhadap
ketentuan agama bukan hanya dilatarbelakangi oleh kebiasaan, peniruan,
kenyamanan diri, rasa senang sebagaimana terjadi pada lingkungan sosial maupun
budaya, melainkan karena adanya tanggung jawab terhadap kewajiban-kewajiban
agama.
3. Tahap-Tahap
Perkembangan Pribadi Manusia
Perkembangan pribadi manusia
memiliki beberapa aspek perkembangan, antara lain perkembangan fisiologis,
perkembangan psikologis, perkembangan sosial, dan perkembangan didaktis atau
pentagogis. Tahap-tahap perkembangan untuk tiap-tiap aspek tersebut tidaklah
sama.
a. Tahap-Tahap
Perkembangan Fisiologis
Yaitu, perubahan kualitatif terhadap
struktur dan fungsi-fungsi fisiologis. Sigmund Freud mengemukakan 6 tahap
perkembangan fisiologis manusia, yaitu :
1) Tahap
Oral ; (umur 0 sampai sekitar 1
tahun). Dalam tahap ini, mulut bayi merupakan daerah utama dari pada aktivitas
yang dinamis pada manusia.
2) Tahap
Anal ; (antara umur 1 tahun sampai 3
tahun). Dalam tahap ini, dorongan dan aktivitas individu lebih banyak terpusat
pada fungsi pembuangan kotoran.
3) Tahap Falish ; (antara umur 3 sampai sekitar
5 tahun). Dalam tahap ini, alat-alat kelamin merupakan daerah perhatian yang
penting dan pendorong aktivitas.
4) Tahap
Latent ; (antara umur 5 sampai
sekitar umur 12 dan 13 tahun). Dalam tahap ini, dorongan aktivitas dan
pertumbuhan cenderung bertahan dan seperti istirahat dalam arti tidak
meningkatkan kecepatan pertumbuhan.
5) Tahap
Pubertas ; (antara umur 12, 13 sampai
20 tahun). Dalam tahap ini, dorongan aktivitas kembali, kelenjar-kelenjar
indoktrin tumbuh pesat dan berfungsi mempercepat pertumbuhan kea rah
kematangan.
6) Tahap
Genital ; (setelah umur 20 tahun dan
seterusnya). Dalam tahap ini, pertumbuhan genital merupakan dorongan penting
bagi tingkah laku seseorang.
b. Tahap-Tahap
Perkembangan Psikologis
Menurut Jean Jacques Rousseau, bahwa
perkembangan fungsi dan kapasitas kejiwaan manusia berlangsung dalam 5 tahap,
yaitu :
1) Tahap
perkembangan masa bayi ; (sejak lahir - 2 tahun). Dalam tahap ini, perkembangan
pribadi didominasi oleh perasaan. Perasaan ini tidak tumbuh dengan sendirinya,
melainkan berkembang sebagai akibat dari adanya reaksi-reaksi bayi terhadap
stimuli lingkungannya.
2) Tahap
perkembangan masa kanak-kanak ; (umur 2 sampai 12 tahun). Dalam tahap ini,
perkembangan pribadi anak dimulai dengan berkembangnya fungsi-fungsi indera anak
untuk mengadakan pengamatan.
3) Tahap
perkembangan pada masa preadolesen ; (umur 12 tahun sampai 15 tahun). Dalam
tahaap ini, perkembangan fungsi penalaran intelektual pada anak sangat dominan.
4) Perkembangan
pada masa adolesen ; (umur 15 sampai umur 20 tahun). Dalam tahap ini, kualitas
kehidupan manusia diwarnai oleh dorongan seksual yang kuat, keadaan ini membuat
orang tertarik dengan lawan jenis.
5) Masa
pematangan diri ; (setelah umur 20 tahun). Dalam tahap ini, perkembangan fungsi
kehendak mulai dominan. Orang mulai dapat membedakan adanya tiga macam tujuan
hidup pribadi, yaitu pemuasan keinginan pribadi, pemuasan keinginan kelompok,
dan pemuasan keinginan masyarakat. Realisasi setiap keinginan ini menggunakan
fungsi penalaran, sehingga mulai mampu melakukan self direction dan self
controle dengan menggunakan dua kemampuan ini, maka manusia tumbuh dan
berkembang menuju kematangan untuk hidup berdiri sendiri dan bertanggung jawab.
c. Tahap-Tahap
Perkembangan Secara Pentagogis
Tahap ini terdapat dua tinjauan, pertama
dari sudut tinjauan teknis umum dan dari tinjauan teknis khusus perlakuan
pendidikan. Menurut pendapat Hohn Amos Comenius, perkembangan pribadi manusia
yang terdiri atas 5 tahap, yaitu :
1) Tahap
enam tahun pertama ; tahap perkembangan fungsi penginderaan yang memungkinkan
anak mulai mampu untuk mengenal lingkungan.
2) Tahap
enam tahun kedua ; tahap perkembangan fungsi ingatan dan imajinasi individu
yang memungkinkan anak mulai mampu menggunakan fungsi intelektual dalam usaha
mengenal dan menganalisis lingkungan.
3) Tahap
enam tahun ketiga ; tahap perkembangan fungsi intelektual yang memungkikan anak
mampu mengevaluasi sifat-sifat serta menemukan hubungan-hubungan antar variable
di dalam lingkungannya.
4) Tahap
enam tahun keempat ; tahap perkembangan fungsi berdikari, “self direction” dan “self
controle”.
5) Tahap
kematangan pribadi ; tahap dimana intelek memimpin perkembangan semua aspek
kepribadian menuju kematangan pribadi dimana manusia berkemampuan mengasihi
Allah dan sesame manusia.
Sedangkan
tahap perkembangan pribadi ditinjau dari sudut teknis khusus perlakuan
pendidikan, yaitu :
a. Untuk
Tahap Kematangan Prenatal :
ü Penjagaan
kesehatan lingkungan fisiologis ibu.
ü Pemeliharaan
makanan (gizi, protein, vitamin).
ü Pemeliharaan
tingkah laku orang tua, terutama ibu yang tengah mengandung untuk menghindari
sifat hereditas yang mengganggu perkembangan fungsi fisiologis bayi.
ü Pengendalian
perangai dan sikap yang negative pada diri ibu kandung
b. Untuk
Anak dalam Tahap Perkembangan Vital :
ü Pemeliharaan
makanan dan gizi bagi anak.
ü Pembiasaan
untuk dapat hidup teratur, misalnya dalam hal makanan, tidur, dan buang air.
c. Untuk
Anak dalam Tahap Perkembangan Ingatan :
ü Latihan
indera
ü Latihan
perhatian
ü Latihan
ingatan
d. Untuk
Anak dalam Tahap Perkembangan Kelakuan :
ü Menghindari
perlakuan memanjakan.
ü Menghindari
perlakuan yang bersifat hukum.
ü Membimbing
penyesuaian diri pada anak dengan lingkungan.
e. Untuk
Anak dalam Tahap Perkembangan Pengamatan :
ü Menciptakan
lingkungan yang sehat dan pentagogis.
ü Melatih
fungsi pengamatan.
ü Memberikan
teladan hidup yang positif.
ü Memberikan
stimuli dan informasi yang objektif.
f. Untuk
Anak dalam Tahap Perkembangan Intelektual :
ü Memberikan
latihan berfikir.
ü Memberikan
pengalaman langsung.
ü Memberikan
motivasi intrinsic agar anak mau belajar secara oto-aktif.
ü Menggunakan
evaluasi sebagai sarana motivasi belajar.
ü Memberikan
bimbingan secara psikologis, adil, dan fleksibel.
g. Untuk
Anak dalam Tahap Perkembangan Pra-remaja :
ü Hindarilah
sikap menunggu dan membiarkan tingkah laku negative anak pra-remaja.
ü Mendekati
anak dengan penuh persahabatan.
ü Memberi
petunjuk dan pengarahan secara simpatik dengan menumbuhkan kepercayaan anak
terhadap pendidik.
ü Jangan
mengekang, tetapi jangan membiarkan.
h. Untuk
Anak dalam Perkembangan Remaja :
ü Memberikan
kepercayaan pada anak untuk melaksanakan tugas-tugas.
ü Mengevaluasi
dan mengarahkan belajar anak secara bijaksana.
ü Membimbing
penemuan pandangan hidup yang sesuai dengan pribadi dan lingkungan.
ü Menanamkan
semangat patriotic atau kecintaan kepada bangsa dan tanah air.
ü Memupuk
jiwa dan semangat wiraswasta di berbagai bidang.
i.
Untuk Anak Didik Tahap Pematangan
Pribadi atau Kedewasaan :
ü Memupuk
rasa tanggung jawab dan pengabdian.
ü Membimbing
pengenalan tentang makna hidup.
ü Memberi
bekal guna mendapatkan pekerjaan.
ü Memberi
bekal hidup keluarga dan masyarakat.
- KEMATANGAN
Davidoff (dalam Desmita 2009:7),
menggunakan istilah kematangan untuk menunjuk pada munculnya pola perilaku
tertentu yang tergantung pada pertumbuhan jasmani dan kasiapan susunan saraf.
Proses kematangan ini juga sangat tergantung pada gen, karena saat terjadi
pembuahan, gen sudah memprogramkan potensi-potensi tertentu untuk perkembangan
makhluk tersebut dikemudian hari.
Jadi, kematangan sebenarnya
merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul dan bersatu
dengan pembawaannya serta turun mengatur pola perkembangan tingkah laku
individu. Meskipun demikian, kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai
faktor keturunan atau pembawaan, karena kematangan ini merupakan suatu sifat
tersendiri yang umum dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa
tertentu.
Kematangan mula-mula merupakan hasil
dari adanya perubahan-perubahan tertentu dan penyesuaian struktur pada diri
individu, seperti adanya kematangan jaringan-jaringan tubuh, saraf, dan
kelenjar-kelenjar yang disebut dengan kematangan biologis. Kematangan terjadi
pula pada aspek-aspek psikis yang meliputi keadaan berfikir, rasa, kemauan, dan
lain-lain. Kematangan psikis ini diperlukan adanya latihan-latihan tertentu.
1. Hukum-Hukum
yang Mengatur Kematangan
Istilah lain dari
kematangan adalah masa peka. Masa peka adalah masa yang paling tepat untuk
berkembang suatu fungsi kejiwaan atau fisik seorang anak. Sebab, perkembangan
suatu fungsi tersebut tidak berjalan secara serempak antara satu dan lainnya.
Jadi, hukum kematangan bisa
dikatakan juga hukum masa peka. Dalam hukum ini mengatakan bahwa perkembangan
anak dibawa sejak lahir dan dikembangkan sendiri oleh anak.
- Teori-Teori yang Digunakan dalam Konsep Perkembangan
1. Teori
Nativisme
Nativisme dari perkataan nativis yang
berarti pembawaan. Menurut teori ini, anak sejak lahir membawa sifat-sifat dan
dasar-dasar tertentu. Ahli yang mengikuti pendapat ini diantaranya Schopenhauer
dan Lombrase.
2. Teori
Empirisme
Menurut teori ini manusia tidak
memiliki pembawaan. Seluruh perkembangan hidupnya sejak lahir sampai dewasa
semata-mata ditentukan oleh faktor dari luar atau faktor lingkungan hidup dan
pendidikan. Pelopor teori ini adalah John Locke.
3. Teori
Naturalisme
Pelopor teori ini adalah Rousseau,
menurutnya manusia itu pada dasarnya baik, ia jadi buruk dan jahat karena
pengaruh kebudayaan. Maka dari itu, rousseau menganjurkan supaya kembali kepada
alam dan menjauhkan diri dari kebudayaan. Kritik pada teori ini adalah Rousseau
tidak menyadari bahwa tidak semua kebudayaan memberi pengaruh jelek.
4. Teori
Rekapitulasi
Teori ini mengatakan bahwa
perkembangan individu merupakan ulangan dari perkembangan jenisnya. Teori
rekapitulasi dikemukakan oleh Stanley atas teori Hachel dalam bidang biologi.
Hachel berpendapat bahwa perkembangan jasmani individu itu merupakan ulangan
dari perkembangan jenisnya.
5. Teori
Konvergensi
Teori ini berpendapat bahwa manusia
dalam perkembangannya dipengaruhi oleh bakat/ pembawaan dan lingkungan, atau
oleh dasar dan ajar. Manusia lahir telah membawa benih-benih tertentu dimana
baru dapat tumbuh berkembang karena pengaruh lingkungan. Dengan demikian,
perkembangan benih itu tergantung pada lingkungannya.
PENUTUP
KESIMPULAN
Perkembangan
pada individu tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar,
melainkan didalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang terus menerus dan bersifat
tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju
ketahap kematangan melalui pertumbuhan, pematangan, dan belajar.
Dalam
setiap fase kehidupan, individu dihadapkan pada tugas-tugas perkembangan yang
harus dijalaninya. Di setiap fase mempunyai karakteristik yang berbeda dan
saling berkaitan. Tugas-tugas perkembangan yang tidak tertuntaskan akan
berdampak pada penyimpangan perilaku individu. Maka dari itu, perlu adanya
motivasi dan dukungan dari semua faktor perkembangan, sehingga tugas-tugas
perkembangan dapat dijalankan dengan hasil yang maksimal.
SARAN
Dalam
penulisan paper ini, kami menyadari belum sempurna dan lengkap menjelaskan
tentang Konsep Perkembangan Individu, untuk itu kepada pembaca untuk dapat
mencari bahan-bahan lainnya di perpustakaan atau dari sumber-sumber yang lain.
Dan apabila ada kekurangan kami mohon kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin, “ Psikologi Pendidikan”, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2009.
M. Dahyono, “Psikologi Pendidikan”, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2012.
Juono, “Pertumbuhan dan Perkembangan”,
dalam Juonorp.blogspot.com., diakses
pada hari Sabtu, 21 November 2015.
Nopiyanto, “Makalah Psikologi
Pendidikan”, dalam Tyantohimakata.blogspot.com.,
diakses pada hari Senin, 16
November 2015.
Pina Sari, “Konsep Perkembangan
Individu”, dalam Pinasari.blogspot.com., diakses
pada hari Senin, 16 November 2015.
Komentar
Posting Komentar