KONSEP
TRILOGI
FILSAFAT,
ILMU, DAN AGAMA
Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Umum
Dosen pengampu
Mahmud Nasir, S.Fil.,M.S.I.

Disusun oleh:
Kelompok I
1.
Muhammad Abidin
2.
Pariyati
3.
Syaiful Anwar
4.
Titis Sayekti
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA PURWOREJO
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ada yang mengatakan bahwa
antara filsafat, ilmu pengetahuan dan agama memiliki hubungan. Baik
filsafat, ilmu pengetahuan dan agama mempunyai tujuan yang sama yaitu
memperoleh kebenaran. Manusia selalu mencari sebab-sebab dari setiap
kejadian yang disaksikannya. Dia tidak pernah menganggap bahwa sesuatu mungkin
terwujud dengan sendirinya secara kebetulan saja, tanpa sebab.
Hasrat
ingin tahu dan ketertarikan terhadap sebab-sebab ini memaksa kita menyelidiki
bagaimana benda-benda di alam ini muncul, dan menyelidiki ketertibannya yang
mengagumkan. Kita dipaksa untuk bertanya “ Apakah alam semesta ini, dengan
seluruh bagiannya yang saling berkaitan yang benar-benar membentuk satu
kesatuan sistem yang besar itu, terwujud dengan sendirinya, ataukah ia
memperoleh wujudnya dari sesuatu yang lain?”
Dalam
makalah akan dijelaskan secara sederhana mengenai filsafat, ilmu pengetahuan
dan agama. Dimana dalam makalah ini akan mengupas dan memecahkan dua masalah
tentang kedudukan filsafat, ilmu pengetahuan dan agama serta bagaimana hubungan
antara filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.
B.
Rumusan
Masalah
2. Bagaimanakah hubungan antara
filsafat, ilmu, dan agama?
C.
Tujuan Masalah
1. Dapat memahami perbedaan antara filsafat, ilmu, dan
agama.
2. Dapat memahami hubungan antara filsafat, ilmu, dan
agama.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perbedaan
antara Filsafat, Ilmu, dan Agama
a. Filsafat
Secara
etimologis (asal-usul kata) filsafat berasal dari kata yunani philia (love, cinta) dan sophia (wisdom, kebijaksanaan). Jadi ditinjau dari
pada arti etimologis istilah ini berarti cinta pada kebijaksanaan.[1]Filsafat juga diartikan ilmu yang mencari
sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu yang ada dan mungkin ada.[2]
Pengertian
filsafat secara garis besar adalah ilmu yang mendasari suatu kosep berfikir
manusia dengan sungguh-sungguh untuk menemukan suatu kebenaran yang kemudian
dijadikan sebagai pandangan hidupnya. Sedangkan secara khusus filsafat adalah
suatu sikap atau tindakan yang lahir dari kesadaran dan kedewasaan seseorang dalam
memikiran segala sesuatu secara mendalam dengan melihat semuanya dari berbagai
sudut pandang dan korelasinya.
b. Ilmu / Ilmu Pengetahuan
Ilmu
pengetahuan adalah pengetahuan yang berasal dari pengamatan, studi dan
pengalaman yang disusun dalam satu system untuk menentukan hakikat dan prinsip
tentang hal yang sedang dipelajari.[3]
Dengan
demikian ilmu pengetahuan dapat dikatakan sebagai pengetahuan yang ilmiah.
Pengetahuan yang telah disusun secara sistematis untuk memperoleh suatu
kebenaran. Ilmu pengetahuan merupakan ilmu pasti. eksak, terorganisir, dan
riil.
c. Agama
Agama
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta lingkungannya.
Kata
agama berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang
berarti tradisi. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi
yang berasal dari bahasa Latin religio dan
berakar pada kata kerja re-ligare yang
berarti mengikat kembali. Maksudnya dengan beragama, seseorang mengikat dirinya
kepada Tuhan.[4]
Baik
ilmu, filsafat maupun agama bertujuan (sekurang-kurangnya berurusan dengan satu
hal yang sama), yaitu kebenaran. Ilmu pengetahuan dengan metodenya sendiri
mencari kebenaran tentang
alam dan manusia Filsafat dengan wataknya sendiri pula menghampiri kebenaran,
baik tentang alam, manusia dan Tuhan. Demikian pula dengan agama, dengan
karakteristiknya pula memberikan jawaban atas segala persoalan asasi yang
dipertanyakan manusia tentang alam, manusia dan Tuhan.[5]
Filsafat
adalah induk pengetahuan, filsafat adalah teori tentang kebenaran. Filsafat
mengedepankan rasionalitas, pondasi dari segala macam disiplin ilmu yang ada.
Filsafat juga bisa diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan
memikirkan segala sesuatunya secara mendalam dan sungguh-sungguh, serta
radikal. Filsafat menghampiri kebenaran dengan) akal-budi secara radikal dan
integral serta universal.
Agama
lahir sebagai pedoman dan panduan. Agama lahir tidak didasari dengan riset,
rasis atau uji coba. Melainkan lahir dari proses peciptaan zat yang berada
diluar jangkauan manusia. Kebenaran agama bersifat mutlak, karena agama
diturunkan zat yang Maha Besar, Maha Mutlak, dan Maha Sempurna yaitu Allah.
Ilmu
pengetahuan adalah suatu hal yang dipelopori oleh akal sehat, ilmiah, empiris
dan logis. Ilmu adalah cabang pengetahuan yang bekembang pesat dari waktu
kewaktu. Segala sesuatu yang berawal dari pemikiran logis dengan aksi yang
ilmiah serta dapat dipertanggung jawabkan dengan bukti yang konkret.
Ilmu
dan filsafat, kedua-duanya dimulai dengan sikap sangsi atau tidak percaya.
Sedangkan agama dimulai dengan sikap percaya dan iman.[6]Walau
demikian baik ilmu, filsafat, maupun agama juga mempunyai hubungan lain. Yaitu
ketiganya dapat digunakan untuk memecahkan masalah pada manusia. Karena setiap
masalah yang di hadapi hadapi oleh manusia sangat bermcam-macam. Ada persoalan
yang tidak dapat diselesaikan dengan agama seperti contohnya cara kerja mesin
yang dapat dipecahkan oleh ilmu pengetahuan.
B. Hubunganantara Filsafat,
Ilmu, dan Agama
1. Hubungan antara Filsafat
dan Agama
Terdapat
beberapa asumsi terkait dengan jalinan filsafat dengan agama. Asumsi tersebut
didasarkan pada anggapan manusia sebagai makhluk sosial.
Table Perbandingan antara Agama dan Filsafat
|
Agama
|
Filsafat
|
|
·
Agama adalah unsur mutlak dan sumber
kebudayaan.
·
Agama adalah ciptaan Tuhan.
·
Agama adalah sumber-sumber asumsi dari
filsafat dan ilmu pengetahuan (science).
·
Agama mendahulukan kepercayan dari pada
pemikiran.
·
Agama
mempercayai akan adanya kebenaran dan khayalan dogma-dogma agama.
|
·
Filsafat adalah salah satu unsur
kebudayaan.
·
Filsafat adalah hasil spekulasi manusia.
·
Filsafat menguji asumsi-asumsi science, dan science mulai dari asumsi tertentu.
·
Filsafat mempercayakan sepenuhnya daya
pemikiran.
·
Filsafat tidak mengakui dogma-dogma agama
sebagai kenyataan tentang kebenaran.
|
Dengan
demikian terlihat bahwa peran agama dalam meluruskan filsafat yang spekulatif
terhadap kebenaran mutlak yang terdapat dalam agama. Sedangkan peran filsafat terhadap
agama adalah membantu keyakinan manusia terhadap kebenaran mutlak itu dengan
pemikiran yang kritis dan logis.[7]
2. Hubungan antara
Filsafat dan Ilmu
Antara
filsafat dan ilmu mempunyai persamaan, dalam hal bahwa keduanya merupakan hasil
ciptaan kegiatan pikiran manusia, yaitu berfikir filosofis, spkulatif dan
empiris ilmiah. Namun ke-eksakan pengetahuan filsafat tidak mungkin diuji
seperti pengetahuan ilmu. Yang pertama tersusun dari hasil riset dan eksperimen
antara ilmu dan filsafat juga mempunyai perbedaan, terutama untuk filsafat
menuntukan tujuan hidup sedangkan ilmu menentukan sarana untuk hidup. Filsafat
disebut sebagai induk dari ilmu pengetahuan. Hal ini didasarkan pada perbedaan
berikut ini:
1. mengenai lapangan pembahasan
2. mengenai tujuannya
3. mengenai cara pembahasannya
4. mengenai kesimpulannya
Antara
ilmu, filsafat dan agama ketiganya mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh
kebenaran. Walaupun dalam mencari kebenaran tersebut baik ilmu, filsafat maupun
agama mempunyai caranya sendiri-sendiri.Ilmu dengan metodenya mencari kebenaran
tentang alam, termasuk manusia dan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Filsafat
dengan wataknya menghampiri kebenaran, baik tentang alam maupun manusia yang
tidak dapat dijawab oleh ilmu. Sedangkan agama dengan kepribadiannya memberikan
persoalan atas segala persoalan yang dipertanyakan manusia, baik tentang alam,
manusia maupun tentang tuhan.[8]
Baik
ilmu, filsafat, dan agama ketiganya saling melengkapi. Karena tidak semua masalah
yang ada didunia ini dapat diselesaikan oleh ilmu. Karena ilmu terbatas,
terbatas oleh subjeknya, oleh objeknya maupun metodologinya. Sehingga masalah
tersebut diselesaikan oleh filsafat karena filsafat bersifat spekulatif dan
juga alternative.
Agama
memberi jawaban tentang banyak soal asasi yang sama sekali tidak terjawab oleh
ilmu, yang dipertanyakan namun tidak terjawab bulat oleh filsafat. Namun ada
juga masalah yang tidak dapat dijawab oleh agama melain kan dijawab oleh ilmu.
BAB III
KESIMPULAN
Filsafat
adalah induk pengetahuan, filsafat adalah teori tentang kebenaran. Filsafat
mengedepankan rasionalitas, pondasi dari segala macam disiplin ilmu yang ada.
Agama lahir sebagai pedoman dan panduan. Kebenaran agama bersifat mutlak,
karena agama diturunkan zat yang Maha Besar, Maha Mutlak, dan Maha Sempurna
yaitu Allah.Ilmu pengetahuan adalah suatu hal yang dipelopori oleh akal sehat,
ilmiah, empiris dan logis. Ilmu adalah cabang pengetahuan yang bekembang pesat
dari waktu kewaktu. Segala sesuatu yang berawal dari pemikiran logis dengan
aksi yang ilmiah serta dapat dipertanggung jawabkan dengan bukti yang konkret.
Filsafat,
ilmu, maupun agama bertujuan (sekurang-kurangnya berurusan dengan satu hal yang
sama), yaitu kebenaran. Filsafat dengan wataknya sendiri pula menghampiri
kebenaran, baik tentang alam, manusia dan Tuhan. Ilmu pengetahuan dengan
metodenya sendiri mencari kebenarantentang alam dan manusia. Demikian pula
dengan agama, dengan karakteristiknya pula memberikan jawaban atas segala persoalan
asasi yang dipertanyakan manusia tentang alam, manusia dan Tuhan.Baik ilmu,
filsafat, dan agama ketiganya saling melengkapi. Karena tidak semua masalah
yang ada didunia ini dapat diselesaikan oleh ilmu. Karena ilmu terbatas,
terbatas oleh subjeknya, oleh objeknya maupun metodologinya. Sehingga masalah
tersebut diselesaikan oleh filsafat karena filsafat bersifat spekulatif dan
juga alternatif.
DAFTAR PUSTAKA
A.
Susanto. 2011. Filsafat Ilmu: Suatu Kajian Dalam Dimensi. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Endang
Saifuddin Anshari. 1979. Ilmu, Filsafat, dan Agama. Jakarta: Bulan
Bintang.
Poedjawijatna. 2004.Tahu dan Pengetahuan Pengantar ke Ilmu dan
Filsafat. Jakarta: Rineka Cipta.
Wikipedia.
Pengertian Agama. dalamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Agama,
diakses pada tanggal 19 Maret 2016.
Zainal
Abidin. 2011. Filsafat Barat. Jakarta: Rajawali Pers.
[1]Zainal Abidin, Filsafat Barat, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2011), hal. 9.
[2]Poedjawijatna,Tahu dan Pengetahuan Pengantar ke Ilmu dan
Filsafat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal. 46.
[4]Wikipedia, Pengertian Agama, dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Agama,
diakses pada tanggal 19 Maret 2016.
[6]Endang Saifuddin Anshari, Ilmu,
Filsafat, dan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hal. 60.
[7]A. Susanto, Filsafat Ilmu: Suatu
Kajian Dalam Dimensi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hal .127.
[8]Ibid, hal. 127.
Komentar
Posting Komentar